Pengobatan Sirosis Hati: Pilihan Terapi dan Perawatan Jangka Panjang
Sirosis hati adalah kondisi kronis ketika jaringan sehat hati digantikan oleh jaringan parut, mengganggu fungsi organ dan aliran darah. Pengobatan tidak selalu menyembuhkan sirosis, tetapi bertujuan memperlambat progresi penyakit, mengurangi komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup. Pendekatan biasanya multidisipliner, melibatkan hepatolog, dokter penyakit dalam, ahli gizi, dan kadang intervensi bedah.
Artikel ini hanya untuk tujuan informasi dan tidak boleh dianggap sebagai nasihat medis. Harap konsultasikan dengan tenaga kesehatan yang berkualifikasi untuk panduan dan pengobatan yang dipersonalisasi.
Apa tujuan pengobatan sirosis hati?
Tujuan utama terapi sirosis adalah memperlambat atau menghentikan kerusakan lanjut pada hati, mencegah komplikasi seperti hipertensi portal, perdarahan varises, ensefalopati hepatik, dan gagal hati, serta menangani penyebab yang mendasari. Untuk pasien dengan sirosis lanjut, tujuan juga termasuk stabilisasi kondisi klinis dan persiapan untuk kemungkinan transplantasi hati. Pendekatan individual tergantung pada penyebab (misalnya hepatitis virus, alkohol, penyakit metabolik) dan stadium penyakit.
Pilihan terapi medis dan obat
Terapi medis difokuskan pada pengobatan penyebab dan komplikasi. Jika sirosis disebabkan oleh hepatitis B atau C, antiviral bisa memperlambat atau menghentikan progresi. Untuk sirosis terkait alkohol, penghentian konsumsi alkohol adalah langkah utama. Di samping itu, obat-obatan untuk mengatasi komplikasi meliputi diuretik untuk asites, beta-blocker non-selektif untuk mengurangi risiko perdarahan varises, dan laktulosa atau antibiotik untuk mengendalikan ensefalopati hepatik. Pemantauan fungsi hati dan penyesuaian dosis obat penting karena metabolisme obat berubah pada hati yang terganggu.
Perubahan gaya hidup dan diet
Perubahan gaya hidup memainkan peran besar dalam manajemen sirosis. Penghentian alkohol mutlak untuk pasien dengan sirosis alkoholik atau alkohol sebagai faktor pemicu. Diet rendah garam dianjurkan untuk membantu mengontrol asites; asupan protein sebaiknya ditinjau oleh ahli gizi untuk menghindari malnutrisi tanpa memperburuk ensefalopati. Vaksinasi terhadap hepatitis A dan B, serta vaksin flu dan pneumokokus, direkomendasikan untuk mengurangi risiko infeksi. Aktivitas fisik ringan hingga sedang yang disesuaikan kondisi membantu menjaga kebugaran dan massa otot.
Intervensi bedah dan transplantasi hati
Beberapa prosedur invasif digunakan untuk mengatasi komplikasi sirosis. Untuk varises esofagus yang berisiko perdarahan, ligasi endoskopik dan terapi skleroterapi tersedia; dalam kasus perdarahan masif, tindakan darurat dan perawatan intensif diperlukan. Transjugular intrahepatic portosystemic shunt (TIPS) adalah prosedur radiologi intervensional untuk menurunkan tekanan portal pada pasien dengan asites refrakter atau perdarahan berulang. Transplantasi hati adalah pilihan definitif untuk pasien dengan gagal hati terminal atau sirosis lanjut yang memenuhi kriteria. Proses transplantasi melibatkan evaluasi menyeluruh, penilaian komorbiditas, dan ketersediaan donor.
Pemantauan jangka panjang dan pencegahan komplikasi
Pemantauan rutin esensial untuk deteksi dini komplikasi dan penyesuaian pengobatan. Pemeriksaan berkala meliputi fungsi hati (tes darah), pemeriksaan USG abdomen untuk pemantauan asites dan nodul, serta skrining untuk kanker hati primer (hepatoseluler) menggunakan AFP dan pencitraan sesuai pedoman. Pasien perlu edukasi tentang tanda-tanda peringatan seperti peningkatan pembengkakan perut, selain perubahan status mental yang bisa menunjukkan ensefalopati. Koordinasi antara layanan kesehatan primer, spesialis, dan dukungan gizi membantu memastikan kepatuhan terapi dan pencegahan rawat inap berulang.
Kesimpulan
Pengobatan sirosis hati bersifat komprehensif dan berjangka panjang: menargetkan penyebab, mengendalikan komplikasi, dan meningkatkan kualitas hidup melalui kombinasi obat, perubahan gaya hidup, intervensi medis atau bedah, serta pemantauan rutin. Keputusan terapi harus disesuaikan dengan kondisi individual pasien dan dilakukan oleh tim medis yang berpengalaman, karena pendekatan yang tepat dapat memperlambat progresi penyakit dan mengurangi risiko komplikasi serius.